Pegunungan Drakensberg di Afrika Selatan adalah lanskap spektakuler dengan tebing menjulang, air terjun megah, dan seni cadas kuno. Telusuri keindahan alamnya, warisan budaya, serta pentingnya konservasi di kawasan UNESCO ini.
Di jantung Afrika bagian selatan, terbentang salah satu rangkaian pegunungan paling dramatis dan mengagumkan di benua ini: Pegunungan Drakensberg. Dengan tebing curam, lembah hijau subur, air terjun megah, dan gua yang menyimpan lukisan kuno, Drakensberg merupakan destinasi alam sekaligus budaya yang kaya. Kawasan ini tidak hanya menjadi favorit para pendaki dan pencinta alam, tetapi juga situs penting bagi sejarah manusia dan upaya konservasi di Afrika.
Geografi dan Keunikan Lanskap
Pegunungan Drakensberg membentang sepanjang lebih dari 1.000 kilometer dari Provinsi Eastern Cape hingga Limpopo, namun bagian paling terkenal adalah yang berada di Provinsi KwaZulu-Natal, dikenal sebagai uKhahlamba-Drakensberg Park. Dalam bahasa Zulu, uKhahlamba berarti “penghalang tombak”, menggambarkan barisan puncak tajam yang mencakar langit.
Formasi pegunungan ini terbentuk dari lapisan lava basalt yang menutupi batu pasir, menciptakan bentang alam bertingkat dengan tebing vertikal yang menakjubkan. Puncak tertingginya adalah Thabana Ntlenyana, dengan ketinggian 3.482 meter di atas permukaan laut, menjadikannya puncak tertinggi di Afrika bagian selatan.
Warisan Dunia UNESCO dan Seni Cadas Kuno
uKhahlamba-Drakensberg Park dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2000 karena nilai kombinasi luar biasa antara keanekaragaman hayati dan warisan budaya. Salah satu harta karun paling berharga dari kawasan ini adalah lukisan gua kuno yang dibuat oleh suku San (Bushmen), penghuni pertama Afrika bagian selatan.
Terdapat lebih dari 35.000 lukisan cadas tersebar di sekitar 500 gua, menggambarkan adegan berburu, ritual keagamaan, dan kehidupan sehari-hari. Lukisan ini diperkirakan berusia hingga 3.000 tahun dan memberikan wawasan mendalam tentang sistem kepercayaan dan interaksi manusia dengan alam pada masa prasejarah.
Keanekaragaman Hayati dan Konservasi
Drakensberg tidak hanya mengesankan secara visual, tetapi juga merupakan rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna. Dengan lebih dari 2.000 spesies tanaman vaskular, termasuk beberapa spesies endemik, kawasan ini menjadi surga bagi botanis dan peneliti ekologi.
Satwa yang ditemukan di kawasan ini meliputi:
-
Eland dan reedbuck (jenis antelop)
-
Baboon, landak, serta berbagai spesies burung seperti bearded vulture dan Cape eagle-owl
-
Lebih dari 300 spesies burung, menjadikannya destinasi utama untuk pengamatan burung di Afrika
Konservasi menjadi aspek penting, mengingat tekanan dari perubahan iklim, penggembalaan liar, dan aktivitas manusia. Pemerintah Afrika Selatan, bersama komunitas lokal dan organisasi lingkungan, terus melakukan berbagai program edukasi, reboisasi, dan pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan.
Aktivitas Wisata dan Petualangan Alam
Pegunungan Drakensberg adalah destinasi impian bagi pecinta kegiatan luar ruangan. Aktivitas populer yang dapat dinikmati wisatawan antara lain:
-
Hiking dan trekking di berbagai jalur dengan tingkat kesulitan berbeda, seperti Amphitheatre Trail dan Cathedral Peak
-
Rock climbing di dinding tebing basalt yang menantang
-
Birdwatching dan fotografi lanskap dengan latar air terjun dan kabut pegunungan
-
Menjelajahi gua dengan tur berpemandu yang mengungkap lukisan kuno dan sejarah leluhur Afrika
Musim terbaik untuk mengunjungi kawasan ini adalah antara Maret dan Mei (musim gugur) serta September hingga November (musim semi), ketika cuaca bersahabat dan lanskap sedang dalam kondisi terbaik.
Penutup
Pegunungan Drakensberg adalah perpaduan langka antara kekayaan alam, sejarah manusia purba, dan keindahan lanskap yang menjulang tinggi. Di sini, pengunjung tidak hanya bisa menyaksikan salah satu panorama paling memukau di Afrika, tetapi juga merasakan kedalaman spiritual dan budaya yang tercermin dari lukisan gua kuno serta legenda suku asli. Sebagai simbol warisan Afrika yang autentik, Drakensberg tidak hanya layak dikunjungi—tetapi juga layak untuk dijaga dan dihormati.